Pengertian dan Penjelasan Antigen ( Artikel Lengkap )
Tuesday, 2 October 2018
Add Comment
Kampungilmu.web.id - Antigen adalah molekul asing yang dapat menginduksi adanya respons imun
dan bereaksi secara spesifik dengan produk yang dibentuk dari induksi
respons imun yang terjadi. Definisi lama dari antigen agak kurang tepat
karena yang dimaksud sebenarnya adalah imunogen.
Definisi antigen yang sebenarnya adalah senyawa asing yang dapat
memicu pembentukan senyawa antibodi dan bereaksi secara spesifik dengan
antibodi yang telah dipicu pembentukannya (Sell 1975).
Antigen dan imunogen merupakan senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh
dan keduanya akan diproses oleh sistem pertahanan tubuh. Perbedaan utama
dari antigen dan imunogen adalah terdapat pada respons imun yang
terjadi di dalam tubuh. Imunogen yang masuk ke dalam tubuh pasti akan
memicu respons imun di dalam tubuh, sedangkan antigen yang masuk ke
dalam tubuh belum tentu dapat memicu terjadinya respons imun oleh tubuh.
Senyawa immunogen pasti merupakan senyawa antigen karena keduanya
merupakan zat asing yang sama-sama pasti bereaksi dengan antibodi,
sedangkan senyawa antigen belum tentu merupakan immunogen karena tidak
semua antigen dapat memicu terjadinya respons imun spesifik dari tubuh.
Sifat dari antigen berupa kemampuan untuk bereaksi dengan hasil dari
antibodi yang telah diproduksi oleh sistem imun adalah antigenicity. Sifat dari immunogen berupa kemampuan untuk memicu terjadinya respons imun dari dalam tubuh dinyatakan dengan istilah immunogenicity.
Berdasarkan sumbernya terdapat 3 (tiga) macam antigen, yaitu autologous antigen, homologous antigen, dan heterologous antigen.
Autologous antigen berasal dari individu yang sama dengan yang yang
terkena antigen. Homologous antigen adalah antigen yang berasal dari
individu lain tetapi masih dalam satu spesies yang sama. Heterologous
antigen adalah antigen yang berasal dari individu yang berbeda dari
spesies yang berbeda juga. Perbedaan sumber antigen biasanya akan
menghasilkan respons imun yang berbeda dari sumber lainnya (Criep 1962).
Berdasarkan kemampuan berikatannya, antigen cenderung memiliki sifat
multivalent sedangkan antibodi selalu bersifat bivalent. Antigen
berisfat multivalent yang dimaksud adalah bahwa antigen memiliki lebih
dari satu tempat perekatan dengan antibodi. Artinya adalah bahwa
antigen dapat dikenali oleh lebih dari satu antibodi dikarenakan
memiliki lebih dari satu macam titik pengenalan. Antibodi cenderung
bersifat bivalen, artinya suatu antibodi bersifat spesifik pada satu
antigen saja. Dari sifat-sifat antigen dan antibodi dapat diketahui
bahwa satu antigen perlu dicoba untuk lebih dari satu antibodi agar
dapat dikenali dengan tepat dan dapat bereaksi dengan antibodi (Criep
1975: 1).
Kemampuan antigen untuk dapat bereaksi dengan suatu antibodi dipengaruhi
oleh struktur dari antigen yang masuk ke dalam tubuh. Berdasarkan
analisis dari struktur protein suatu antigen, diketahui ada beberapa
faktor yang mempengaruhi struktur dari suatu antigen. Faktor-faktor
yang menentukan struktur dari suatu antigen antaralain urutan asam amino
dalam rantai polipeptida penyusun proteinnya, pelipatan rantai
polipeptida dalam membentuk struktur tiga dimensi suatu protein, dan
konfigurasi dari molekul protein penyusun suatu antigen. Konfigurasi
protein berperan dalam penyusunan senyawa sampingan yang khas dengan
ikatan disulfide. Senyawa sampingan yang terdapat dalam antigen akan
sangat mempengaruhi keantigenan suatu antigen.
Daerah pada antigen yang dapat membentuk kompleks dengan antibodi
disebut juga determinan antigen atau istilah lainnya adalah epitope.
Antigen determinan juga dapat diartikan sebagai daerah pada permukaan
suatu antigen yang berperan dalam pembentukan kombinasi yang spesifik
dengan antibodi. Biasanya struktur determinan tersusun oleh peptide
yang khas dan terikat secara kovalen dengan ikatan disulfida. Suatu
epitope dari antigen berikatan dengan bagian spesifik dari antibodi yang
disebut dengan paratope. Epitope dan paratope bergabung dengan ikatan
non-kovalen yaitu dengan menggunakan gaya Van der waals. Kekuatan
ikatan yang terbentuk antara antigen-antibodi dipengaruhi oleh besarnya
gaya Van der Waals dan struktur tiga dimensi dari suatu antigen (Shetty
2005).
Terdapat daerah reaktif pada determinan suatu antigen, selain reaktif
daerah determinan juga bersifat khas sehingga menentukan karakteristik
dari antigen yang dibawanya. Senyawa antigen yang terlarut di dalam air
molekul proteinnya akan menjadi bermuatan listrik. Senyawa antibodi
yang datang bisa tertarik dan berikatan dengan determinan dari suatu
antigen yang ada dikarenakan adanya perbedaan muatan listrik yang
dimiliki oleh epitope dan paratope serta adanya kesesuaian bentuk
struktur antara epitope dan paratope yang ada sehingga membentuk
struktur gembok dan kunci (Criep 1962.
Antigen terbagi atas dua macam tipe, yaitu complete antigen dan incomplete antigen.
Perbedaan antara complete antigen dan incomplete antigen adalah
kemampuannya untuk menginduksi respons imun dari tubuh. Complete
antigen adalah antigen yang dapat menginduksi respons imun tubuh
sehingga terjadi pembentukan antibodi dan juga dapat bereaksi dengan
antibodi yang telah dibentuknya. Incomplete antigen adalah antigen yang
hanya dapat bereaksi dengan antibodi tetapi tidak dapat memicu
terjadinya respons imun tubuh berupa pembentukan antibodi. Selain
perbedaan kemampuan dalam memicu respons imun, perbedaan lain dari
complete dan incomplete antigen terdapat pada susunan kimianya dan
ukuran molekulnya. Complete antigen biasanya berupa senyawa yang
kompleks seperti protein atau polisakarida. Complete antigen juga
memiliki berat molekul yang relative besar, yaitu lebih dari 10.000
dalton. Incomplete antigen umumnya berupa senyawa-senyawa yang lebih
sederhana tetapi bersifat reaktif dan berukuran molekul kurang dari
10.000 dalton.
Incomplete antigen disebut juga hapten. Hapten berdasarkan struktur kimianya terbagi menjadi dua jenis, yaitu simple hapten yang berupa molekul kecil dan complex hapten
yang berupa molekul lebih besar seperti lipid atau asam nukleat.
Incomplete antigen sendiri tidak bersifat immunogen, artinya tidak
dapat memicu respons imun tubuh berupa pembentukan antibodi. Hapten
perlu bergabung membentuk kompleks dengan molekul yang lebih besar yang
disebut dengan karier, agar dapat memicu respons imun tubuh. Gabungan
antara hapten dengan protein karier akan membentuk kompleks
hapten-karier atau yang dikenal dengan istilah conjugated antigen.
Hapten sebelum bergabung dengan protein karier, hapten tidak memiliki
determinan yang sesuai sehingga tidak dapat memicu respons sistem imun
tubuh berupa pembentukan antibodi. Peranan karier bagi hapten adalah
selain untuk menambah ukuran molekul , karier juga berperan menyediakan
determinan yang sesuai sehingga dapat memicu respons imunitas dari dalam
tubuh. Contoh hapten adalah arsenilic acid. Arsenilic acid tidak dapat
memicu respons imun berupa pembentukan antibodi, namun dengan
berkonjugasi dengan protein lain seperti BSA dan membentuk kompleks
hapten-karier maka dapat terjadi respons imun dari tubuh berupa
pembentukan antibodi yang bersesuaian.
Hapten merupakan antigen yang bersifat univalent. Antigen univalent
merupakan senyawa kimia yang berukuran kecil namun dapat membentuk
kompleks dengan antibodi. Ketika sebuah senyawa univalent bergabung
dengan antibodi yang bersesuaian, maka kompleks hapten-antibodi akan
terbentuk. Senyawa kompleks antigen-antibodi yang terbentuk bersifat
mudah larut dan tidak terjadi pembentukan endapan ketika pembentukan
kompleks hapten-antibodi karena tidak adanya proses bridging atau proses
pembentukan lattice.
Hapten secara umum dapat berupa simple hapten dan complex hapten.
Simple hapten tersusun atas senyawa kimia sederhana, sedangkan complex
hapten berupa senyawa lebih besar dapat berupa lipid atau asam nukleat.
Contoh dari complex hapten adalah kolestrol atau lesitin.
Terdapat empat macam ikatan yang dapat mengikat antigen dan antibodi,
yakni: Gaya elektrostatik, Ikatan hidrogen, Ikatan hidrofobik, dan
Ikatan Van der Walls. Gaya elektrostatik adalah ikatan tarik-menarik
yang terbentuk antara dua molekul ionic yang memiliki medan magnet
berbeda. Ikatan hidrogen adalah jembatan hidrogen reversibel yang
terbentuk antar dua molekul hidrofilik. Ikatan hidrofobik adalah ikatan
yang terbentuk antarmolekul yang hidrofobik. Gaya Van der Walls adalah
interaksi antara electron terluar dari orbit antar dua makromolekul yang
berbeda (Shetty 2005: 22).
Adjuvan adalah bahan yang berbeda dari antigen yang ditambahkan ke dalam
vaksin untuk meningkatkan respon imun, aktivasi sel T melalui
peningkatan akumulasi APC (Antigen Presenting Cell) ditempat paparan
antigen dan ekspresi konstimulator dan sitokin oleh APC. (Baratawijaya
& Rengganis 2009: 564).
Adjuvant yang baik harus memiliki sifat-sifat berikut:
- Membuang depot antigen dan melepas antigen sedikit demi sedikit sehingga memperpanjang paparan antigen dengan sistem imun.
- Mempertahankan integritas antigen
- Mempunyai sasaran APC
- Menginduksi CTL/Tc
- Memacu respon imun dengan afinitas tinggi
- Mempunyai kapasitas untuk mengintervensi sistem imun yang selektif (Sel B dan Sel T)
Sifat antigenisitas dari suatu agen ditentukan oleh berbagai
karakteristik dari antigen dan kemampuan genetik dari host.
Karakteristik dari antigen yang baik bergantung pada ukurannya, berat
molekulnya, bentuknya, configurasi dari molekul, jumlah free reactive
point pada permukaannya, dan derajat kelarutannya. Antigenisitas akan
meningkat jika ukuran suatu molekul semakin besar. Molekul antigenik
kecil adalah antigen lemah. Rute pemberian antigen juga penting terhadap
pembentukan formasi antibody, beberapa antigen dapat menjadi lebih
efisien jika pemberian antigen dilakukan secara intravenous dan beberapa
dengan subcutaneous. Kadar antigen dan kondisi dari antigen yang
diberikan juga merupakan salah satu faktor. Sifat antigenisitas akan
meningkat jika diberikan penambahan dengan garam aluminium atau
aluminium hidroksida.
Heterophile antigen
adalah suatu antigen (epitope) yang terdapat dalam spesies hewan,
tanaman, atau bakteri yang berbeda yang sama-sama memiliki
cross-reactivity dengan antibodi dari grup heterophile. Heterophile
antigen umumnya berupa karbohidrat. Forrsman antigen merupakan salah
satu contoh heterophile antigen.
Cross reactivity
adalah kemampuan dari antibody atau T cell receptor untuk bereaksi
dengan dua atau lebih antigen yang memiliki bentuk epitope yang hampir
sama (Cruse & Lewis 2003: 176).
Referensi
- Bratawijaya, KG & Rengganis, I. 2009. Imunologi Dasar.
- Criep, L. H. 1962. Allergy and Clinical Immunology.
- Cruse, M. J. & Lewis, R. E. 2003. Illustrated Dictionary of Immunology 2nd ed.
- Sell, Stewart. 1975. Immunology, Immunopathology, and Immunity 2nd edition.
- Shetty, Nandini. 2005. Immunology: Introductory Textbook
- http://www.generasibiologi.com/2016/11/makalah-jenis-contoh-macam-antigen-antigenik-adalah.html
0 Response to "Pengertian dan Penjelasan Antigen ( Artikel Lengkap )"
Post a Comment