Uji Pemeriksaan Kualitas Air Secara Mikrobiologi ( Artikel Lengkap )
Tuesday, 2 October 2018
Add Comment
Kampungilmu.web.id - Air merupakan molekul penting yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Berbagai jenis makhluk hidup memanfaatkan air untuk keberlangsungan
hidup mereka, begitu juga dengan manusia. Namun, tidak semua jenis air
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Hanya air bersih yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Kebersihan air ditinjau dari segi fisik,
kimia, dan biologi. Air bersih secara sepintas adalah air yang jernih,
tidak berbau, dan rasanya tawar. Lebih lanjut lagi, air bersih
merupakan air yang tidak mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya bagi
tubuh. Senyawa-senyawa tersebut dapat berasal dari mikroorganisme. Air
yang mengandung mikroorganisme berbahaya atau patogen sangat berbahaya
bagi tubuh. Namun, mikroorganisme patogen sulit dideteksi karena
jumlahnya yang sangat sedikit di air dan mikroorganisme patogen
kebanyakan tidak bisa bereplikasi di dalam air. Melihat hal tersebut,
diperlukan suatu organisme yang dapat dijadikan indikator untuk
mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen yang berada di air. Para
ahli mikrobiologi mengusulkan bahwa keberadaan Coliform dapat dijadikan
indikator untuk menentukan bahwa air telah tercemar patogen atau belum
(Morello dkk. 2003; Talaro & Talaro, 2002).
Suatu organisme untuk menjadi organisme indikator mempunyai beberapa
kriteria. Peneliti hingga sekarang masih mencari organisme indikator
yang ideal untuk menentukan kualitas air. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh mikroba yang dijadikan indikator pencemaran air, di
antaranya bakteri indikator harus cocok untuk analisis semua jenis air,
keberadaan bakteri indikator berkorelasi dengan keberadaan bakteri enteric patogen,
bakteri indikator harus dapat bertahan lebih lama di air dibandingkan
dengan bakteri Enteric (patogen), prosedur pengujian untuk indikator
harus mempunyai tingkat spesifitas yang tinggi atau uji tersebut tidak
menghasilkan uji positif pada selain bakteri indikator, metode uji
terhadap bakteri indikator harus dalam bentuk yang mudah dilakukan,
bakteri indikator umumnya tak berbahaya bagi manusia, tingkat bakteri
indikator dalam air yang tercemar menunjukkan hubungan langsung terhadap
tingkat dari polusi fecal (Prescott dkk. 2002).
Coliform
didefinisikan sebagai bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, gram
negatif, tidak membentuk endospora, berbentuk batang, dan dapat
memfermentasi laktosa untuk membentuk gas dalam 48 jam yang ditempatkan
di medium Lactose Broth pada suhu 35°C. Namun, tidak semua Coliform selalu
bakteri enteric tetapi lebih sering ditemukan di sampel tanah dan
tumbuhan sehingga untuk standar pemeriksaan air dan minuman spesifik
kepada fecal coliform. Fecal coliform utama adalah E. coli
yang merupakan populasi terbesar pada intestinal manusia. Ada beberapa
tes yang dapat dilakukan untuk membedakan fecal coliform dari nonfecal
coliform. Perlu adanya catatan bahwa coliform tidak bersifat patogen
pada kondisi normal, meskipun strain tertentu dapat menyebabkan penyakir
diarrhea dan infeksi saluran kandung kemih (Tortora dkk. 2010). Fecal
coliform sendiri dapat didefinisikan sebagai coliform yang berasal dari
intestinal hewan berdarah panas sehingga mereka dapat tumbuh pada
kisaran suhu yang terbatas yaitu 44,5°C (Mulvany 1969; Prescott dkk. 2002).
Terdapat beberapa cara untuk menguji keberadaan coliform dalam air, seperti metode Multiple Tube Fermentation, Membran filter, dan metode kromo-fluorogenik. Metode MTF (Multiple Tube Fermentation)
merupakan metode yang cukup sederhana untuk menguji keberadaan fecal
coliform dan sudah lama digunakan untuk melakukan pengujian air. Medium Lactose Broth diinokulasikan dengan volume air yang berbeda pada tahap uji penduga (presumptive tests), Tabung yang positif memproduksi gas diinokulasikan ke dalam medium BGLBB di uji penguat (confirmed tests). Tabung yang positif terhadap uji penguat digunakan untuk menghitung nilai MPN. Uji pelengkap (completed tests)
digunakan untuk menetapkan keberadaan coliform (Prescott dkk. 2002).
Walaupun sederhana, kelemahan metode tersebut adalah waktu yang
diperlukan lebih lama untuk menyelesaikan metode hingga tahap uji
pelengkap dan perlu dilakukan tes kembali yang lebih spesifik untuk
membuktikan keberadaan E. coli fecal coliform (Talaro & Talaro 2002).
Sementara itu, metode membran filter mirip seperti metode yang digunakan
untuk mensterilisasi fluid dengan menyaring keluar mikroba kontaminan,
kecuali pada sistem berikut, filter atau penyaring mengandung perangkap
mikroba yang merupakan produk akhir yang diinginkan. Setelah proses
filtrasi, membran filter ditempatkan di sebuah petri kecil yang
mengandung medium selektif. Setelah inkubasi, koloni fecal coliform
dapat dihitung dan sering diidentifikasi dengan menunjukkan karakter
yang spesifik terhadap medium selektif. Metode membran filter.
Keuntungan metode membran filter ialah mempunyai proses yang lebih
cepat, hanya membutuhkan beberapa tahap dan media, lebih murah
dibandingkan metode MTF, lebih mudah dibawa-bawa perlengkapannya, dan
dapat memproses jumlah air yang lebih besar (Talaro & Talaro 2002:
811). Namun, kerugiannya ialah air yang memiliki kekeruhan yang tinggi
membatasi volume sampel, populasi yang tinggi dari dasar bakteri
menyebabkan pertumbuhan terlalu cepat, metal dan fenol dapat diadsorb ke
dalam filter sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Prescott
dkk. 2002).
Metode yang terakhir ialah metode yang lebih cepat dan akurat, yaitu
menggunakan medium yang berisi senyawa ONPG dan MUG. Metode tersebut
lebih cepat dan akurat karena hasilnya dapat langsung diketahui pada
saat bakteri melakukan pemecahan terhadap senyawa tersebut. Jika uji
positif coliform, senyawa ONPG akan berubah menjadi kuning karena
terjadi hidrolisis terhadap senyawa ONPG. Kemudian senyawa MUG akan
mengeluarkan warna biru yang berpendar pada sinar UV apabila dalam air
positif terdapat E. coli. Kelemahan metode tersebut adalah biaya yang dikeluarkan lebih mahal (Prescott dkk. 2002).
Metode MTF yang sudah dimodifikasi masih memiliki tiga tahap utama,
yaitu uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Uji penduga memiliki
beberapa langkah. Langkah pertama 5 ml sampel diinokulasikan ke 5 seri
tabung medium LBG, 0,5 ml sampel ke 5 seri tabung medium LBT 1, dan
0,05 ml sampel ke 5 seri tabung medium LBT 2. Langkah kedua
tabung-tabung tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. Tabung-tabung yang belum menunjukkan adanya gas diinkubsai kembali pada suhu 35°C, sedangkan apabila terbentuk asam dan gas berarti reaksinya positif pada uji penduga (Gandjar dkk. 1992).
Uji penguat terbagi menjadi dua tahapan besar, yaitu tahap 1 dan tahap
2. Tahap 1 memiliki 3 langkah, yaitu inokulasikan 1 ose dari setiap
tabung uji penduga yang positif ke dalam medium BGLBB, tabung kemudian
diinkubasi pada suhu 35°C pada seri I dan 44,5°C
pada seri II (untuk membedakan fecal coliform dengan yang bukan, dan
diamati pembentukan asam dan gas setelah 24-48 jam. Tahap kedua
memiliki 3 langkah, yaitu penuangan medium Endo Agar ke dalam cawan
petri yang steril, lalu satu ose biakan dari tabung BGLB yang
menunjukkan reaksi positif (terbentuk asam dan gas) diambil dan
diinokulasikan ke dalam medium Endo Agar dengan cara metode streak,
terakhir diamati adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik (jika
ada, berarti positif E. coli).
Sementara itu, uji pelengkap memiliki tiga langkah juga, yaitu
koloni-koloni yang berwarna hijau metalik diinokulasi dalam medium LB
dan medium NA miring, biakan yang ditumbuhkan dari medium NA miring
dilakukan pengecatan gram dan spora, dan biakan yang ditumbuhkan di
medium LB diamati terbentuknya asam dan gas. Jika timbul asam dan gas,
morfologi bakteri berbentuk batang, hasil pengecatan gram negatif, dan
tidak membentuk spora, maka bakteri yang diisolasi dari biakan berwarna
hijau metalik adalah E. coli (Gandjar dkk. 1992).
0 Response to "Uji Pemeriksaan Kualitas Air Secara Mikrobiologi ( Artikel Lengkap )"
Post a Comment