Pengertian Hubungan Sosial/ Interaksi Sosial – Pengertian, ciri, syarat terjadinya, dll.
Sunday, 14 October 2018
Add Comment
Pengertian Hubungan Sosial/ Pengertian Interaksi Sosial
kampungilmu.web.id - Pengertian hubungan sosial
menurut para ahli, salah satunya dari Gillin dan Gillin. Menurut Gillin
dan Gillin, hubungan sosial adalah hubungan yang dinamis antarindividu,
antarkelompok, dan antarorang dengan kelompok. Jadi, hubungan sosial
adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu
yang lain.
Hubungan sosial sama dengan interaksi sosial. Jadi jika seseorang
menyebut hubungan sosial maka itu sama saja dengan menyebut interaksi
sosial.
Nah, hubungan sosial/ interaksi sosial ini dapat terjadi secara
langsung, misalnya saat berbicara/ berkomunikasi secara tatap muka
ataupun dengan isyarat, atau dapat juga terjadi secara tidak langsung
yaitu menggunakan media, misalnya telepon, televisi, radio, surat
menyurat, email, dll.
Faktor pendorong interaksi sosial
Faktor pendorong terjadinya hubungan sosial bisa dari faktor internal
(karena faktor naluri manusia), bisa juga dari faktor eksternal. Faktor
internal penyebab terjadinya hubungan sosial misalnya karena ada
dorongan didalam individu untuk melakukan komunikasi dengan sesama, atau
bergaul dalam kaitannya untuk ke jenjang pernikahan, atau membutuhkan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Adapun faktor eksternal
penyebab hubungan sosial misalnya karena adanya empati, sugesti,
imitasi, dan identifikasi.
Contoh hubungan sosial atau contoh interaksi sosial misalnya ; kegiatan
penyuluhan, proses pembelajaran di kelas, musyawarah desa, dll.
Syarat terjadinya interaksi sosial
1. Kontak Sosial.
Kontak sosial berarti terjalinnya suatu hubungan, baik secara fisik
maupun tidak. Kontak sosial dapat dilakukan secara tatap muka (berjabat
tangan, tegur sapa, berbicara, mengggunakan tangan/ bahasa isyarat,
tersenyum) maupun dengan perantaraan suatu media (membaca SMS, berbicara
lewat handphone, menonton TV, facebook-an, dll).
2. Komunikasi.
Komunikasi adalah adanya hubungan dua arah/ rekasi/ ada tanggapan
seseorang atas tindakan yang dilakukan orang lain. Jadi apabila kita
mengucapkan salam kepada orang lain, namun orang tsb tidak menjawab
salam kita, maka hal tsb belum termasuk komunikasi namun baru sebatas
kontak sosial.
Komunikasi terjadi apabila seseorang memberikan tanggapan terhadap perilaku orang lain dengan
menyampaikan suatu perasaan. Komunikasi tidak harus selalu menghasilkan
bentuk kerja sama karena terkadang juga bisa menghasilkan pertentangan
atau perkelahian, jadi bisa bersifat positif maupun negatif.
Baca Juga:
Fungsi Sosiologi dan Peran Sosiolog di Tengah Masyarakat Lengkap
Ciri-ciri hubungan sosial
Setelah mengetahui pengertian hubungan sosial, ada beberapa ciri untuk
mengenali apakah sebuah tindakan termasuk hubungan sosial atau bukan.
Berikut ini ciri-ciri hubungan sosial tsb ;
a. Melibatkan lebih dari satu orang, ada pemberi pesan dan ada penerima pesan.
b. Ada tujuan
c. Ada kontak sosial dan komunikasi, baik secara lisan maupun isyarat/ simbol.
d. Ada dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa datang) yang menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
Bentuk bentuk interaksi sosial.
Bentuk interaksi sosial yang dikemukakan oleh Gillin dan Gillin terbagi
menjadi 2 yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial
disosiatif.
1. bentuk interaksi sosial asosiatif.
Interaksi sosial asosiatif merupakan jenis interaksi sosial yang
positif, dimana antar pelakunya terjadi kerjasama, saling membutuhkan,
dan solidaritas meningkat. Interaksi sosial asosiatif dapat dibagi lagi
menjadi 3 bentuk, yaitu akomodasi, kerja sama (cooperation), dan asimilasi.
Akomodasi adalah suatu proses di mana individu atau kelompok manusia
yang semula saling bertentangan, kemudian menyesuaikan diri untuk
mengatasi kekurangan-kekurangan, tanpa adanya kekerasan. Beberapa bentuk
dari akomodasi yaitu ;
a. arbitrasi ; menyelesaikan masalah dengan bantuan pihak ketiga yang
netral, dimana pihak ketiga tadi juga punya wewenang membuat keputusan
atas penyelesaian masalah pihak yang bertentangan.
b. ajudikasi ; melalui pengadilan
c. Toleransi ; saling menghormati, menghargai tanpa harus diminta tapi dengan kesadaran sendiri.
d. Mediasi : mirip dengan arbitrasi, yaitu dengan bantuan pihak ketiga
untuk menjadi penengah, namun pihak ketiga pada mediasi tidak punya
wewenang untuk membuat keputusan apapun yang mengikat kedua pihak yang
bertentangan.
e. coercion ; bentuk akomodasi yang terjadi karena ada unsur paksaan.
Misalnya pegawai yang harus menerima gaji/ honor rendah meskipun ia
keberatan, sebab apabila protes akan dipecat. Atau ketika bawahan yang
dimarahi secara kasar oleh atasannya, dan bawahan tadi tidak bisa
membalas sebab ia pihak yang lemah.
f. Kompromi. Kompromi adalah ; kedua pihak yang bertentangan,
masing-masing mengurangi tuntutannya supaya kata sepakat tercapai.
Misalnya : negosiasi gaji buruh antara buruh dan pemilik perusahaan.
Adapun yang dimaksud dengan Kerja sama (cooperation)
adalah suatu usaha bersama antar individu atau antar kelompok orang
untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dapat terbentuk apabila ada
kesadaran terhadap kepentingan-kepentingan yang sama, dan adanya
organisasi untuk mencapai kepentingan tersebut.
Beberapa bentuk kerjasama yaitu ;
a. Kerukunan, merupakan bentuk kerjasama yang paling sederhana, misalnya gotong-royong, musyawarah, dll.
b. Bargaining, merupakan bentuk kerjasama yang terjadi setelah proses tawar-menawar atau kompromi.
c. koalisi, yaitu kombinasi antara 2 pihak atau lebih.
d. Joint venture, yaitu kerjasama antara pihak asing dan pihak lokal, biasanya dalam hal pelaksanaan proyek tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan asimilasi adalah bentuk kerjasama yang
sangat harmonis dan dalam jangka waktu yang lama dari kelompok
masyarakat dengan latar belakang berbeda, yang menyatu sehingga batas
antar kelompok pun hilang.
2. Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif.
Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang
cenderung berujung pada perpecahan, permusuhan, pertikaian, atau
merenggangnya solidaritas antar kelompok. Interaksi sosial disosiatif
dibagi lagi menjadi 3 bentuk yaitu persaingan/ kompetisi, kontravensi
(ketidaksenangan), dan pertentangan/ konflik.
Kontranvensi merupakan proses sosial berupa sikap mental semisal ; perbuatan menghalangi,
menghasut, berkhianat, memfitnah, provokasi, dan intimidasi. Kontravensi
ini berada di tengah-tengah antara persaingan dan pertentangan.
Berbeda dengan pertentangan, sebuah persaingan tidak terdapat unsur
kekerasan dalam mencapai tujuan, sedangkan pertentangan mengandung unsur
kekerasan didalamnya.
Demikianlah informasi hubungan sosial/ interaksi sosial yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat buat Anda.
0 Response to "Pengertian Hubungan Sosial/ Interaksi Sosial – Pengertian, ciri, syarat terjadinya, dll."
Post a Comment