Materi Sosiologi : Metode Penelitian Sosial
Sunday, 14 October 2018
Add Comment
kampungilmu.web.id - Banyak faktor yang menjadi sumber masalah
sosial di dalam masyarakat dan lingkungannya, antara lain faktor
ekonomis, biologis, psikologis, dan kebudayaan setempat. Semua faktor
itu memunculkan kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok
sosial. Anda dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang menyangkut
masalah sosial melalui tayangan berita di berbagai media massa, atau
dengan mengetahui langsung dalam lingkungan masyarakat sekitar. Setiap
hari Anda dapat melihat mulai dari masalah biasa yang kurang mengundang
keprihatinan sampai masalah yang sangat menyentuh keprihatinan kita.
Kemiskinan, kelaparan, pengangguran, tawuran, pelacuran, kenakalan
remaja, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa yang menyangkut masalah
sosial tidak hanya terjadi pada saat ini, tetapi telah menjadi warisan
turun temurun. Namun, saat ini mungkin lebih besar dan kompleks
permasalahannya dibandingkan dengan peristiwa yang terjadi di masa
lampau. Mengapa demikian?
Dapatkah anda memberikan alasannya?
Untuk mengetahui semua itu,
tentunya Anda harus peka terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di
masyarakat. Pemecahan masalah sosial merupakan tanggung jawab kita
bersama sebagai anggota masyarakat. Pemerintah, ilmuwan, organisasi
sosial, lembaga swadaya masyarakat, termasuk juga Anda sebagai pelajar
dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah sosial. Partisipasi
tersebut salah satunya dapat Anda wujudkan dengan melakukan penelitian sosial.
- Pengertian Penelitian
Emile Durkheim, dalam bukunya Rules of
Sociological Method yang menggambarkan metodologi yang ia teruskan dalam
buku Suicide yang bercerita tentang sebab-sebab bunuh diri. Ia
merencanakan desain risetnya dan mengumpulkan data tentang ciri-ciri
orang melakukan bunuh diri.
Sejak tahun 1917, Samuel H. Prince dari
Columbia University pertama kali menerapkan metodologi ilmu sosial pada
pemecahan bencana besar ledakan kapal mesiu di Halifax Harbor, Nova
Scotia, kejadian mengerikan yang membunuh 1600 orang. (Sumber: Sosiologi
jilid 1, 1984)
Penelitian adalah kegiatan yang
sistematik yang dimaksudkan untuk menambah pengetahuan yang sudah ada
dengan cara yang dikomunikasikan dan dapat dinilai kembali. Metode
merupakan cara yang dianjurkan untuk melaksanakan prosedur. Metodologi
adalah studi mengenai tata cara dan teknik penelitian. (Sumber: Metode
Penelitian Survei, 1989)
Istilah penelitian (research) telah
banyak didefinisikan oleh para ahli dalam bidang metodologi research.
Para ahli yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
- Hill Way dalam bukunya Introduction to Research mendefinisikan penelitian sebagai suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
- Winarno Surachmad mendefinisikan penelitian atau penyelidikan sebagai kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
- Soetrisno Hadi mendefinisikan, penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk
menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau
masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Menurut Moh.
Pabundu Tika, dalam penelitian terdapat lima unsur yang perlu
diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
- Unsur ilmiah, adalah penggunaan ilmu pengetahuan dan langkah-langkah penelitian sebagai metode berpikir. Langkah-langkah penelitian yang dimaksud adalah mulai dari pernyataan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan data sampai dengan penarikan kesimpulan dan melaporkan hasilnya.
- Unsur penemuan, berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
- Unsur pengembangan, berarti memperluas dan menganalisis lebih dalam sesuatu yang sudah ada. Dalam hal ini, seseorang sudah pernah meneliti sesuatu objek tertentu, tetapi hasilnya belum memuaskan sehingga hasil penelitian tersebut masih perlu dikembangkan.
- Unsur pengujian kebenaran, diartikan sebagai mengetes hal-hal yang masih diragukan kebenarannya.
- Unsur pemecahan masalah, dimaksudkan untuk membuat pemecahan apabila dalam penelitian dijumpai berbagai masalah.
Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian
adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali
kebenaran pengetahuan, sedangkan menurut Soetrisno Hadi, metode
penelitian adalah pelajaran yang memperbincangkan metode-metode ilmiah
untuk suatu penelitian. Dengan demikian, metode penelitian sosial dapat
diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode
ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang
menyangkut gejala-gejala dan masalah sosial.
Sebelum suatu penelitian sosial
dilaksanakan, terlebih dahulu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut. Rencana penelitian ini
dituangkan ke dalam suatu bentuk tulisan yang disebut rancangan
penelitian atau desain penelitian. Rancangan penelitian adalah suatu
rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data
secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Rancangan penelitian
merupakan pedoman bagi seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian
agar data dapat dikumpulkan secara efisien dan efektif, serta dapat
diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Baca Juga :
Materi Sosiologi Kelas XI: Permasalahan sosial dalam masyarakat
Rancangan penelitian dapat diibaratkan
sebagai rencana seorang ibu rumah tangga yang ingin memasak. Ketika
berangkat belanja bahan masakan, sejak dari rumah si ibu tersebut sudah
merencanakan jenis masakan yang ingin dimasak. Berdasarkan jenis masakan
tersebut, si ibu membuat rencana antara lain bahan-bahan apa saja yang
perlu dibeli di pasar, berapa biayanya, waktu yang diperlukan, bagaimana
cara mengolahnya, serta fasilitas atau peralatan yang diperlukan untuk
mengumpulkan dan mengolah bahan tersebut sampai menjadi suatu masakan
yang diinginkan.
Seorang peneliti juga seharusnya sejak
awal sudah merencanakan objek yang akan diteliti; bagaimana cara
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis datanya; berapa waktu dan biaya
yang diperlukan; serta fasilitas yang diperlukan agar data dapat diolah
secara efisien dan efektif sesuai tujuan penelitian. Dengan demikian,
kegunaan rancangan penelitian adalah:
- memberi pegangan yang lebih jelas dan terarah kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; dan
- memberikan gambaran tentang masalah atau kesulitan yang akan dihadapi.
Sama halnya dengan penelitian pada umumnya, rancangan penelitian sosial sekurang-kurangnya mempunyai ruang lingkup yang terdiri atas:
- penentuan judul penelitian;
- penentuan masalah penelitian;
- penentuan tujuan penelitian;
- tinjauan kepustakaan;
- penetapan hipotesis (kalau diperlukan);
- penentuan populasi dan sampel penelitian;
- penentuan metode dan teknik pengumpulan data;
- penentuan cara mengolah dan menganalisis data; dan
- daftar pustaka.
Pakaian merupakan suatu faktor penting
dalam interaksi. Seseorang yang berbusana sebagai eksekutif muda jelas
mendapat perlakuan berbeda dengan yang berpenampilan pemulung. Karp dan
Yoels mengisahkan eksperimen L. Bickman; seseorang berpakaian seragam
petugas keamanan memerintahkan sesuatu dan dengan mudah diikuti oleh
para subjek eksperimen. Namun, ketika perintah yang sama diberikan oleh
seseorang berpakaian tukang susu atau berpakaian jas dan dasi, ketaatan
yang diperlihatkan para subjek eksperimen relatif kurang. (Sumber:
Pengantar Sosiologi , 2004)
- Judul Penelitian
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam judul penelitian, yaitu penentuan judul dan syarat pemilihan judul.
2.1. Penentuan Judul
Penentuan judul penelitian sangat penting
karena dalam judul tergambarkan objek dan subjek apa yang ingin
diteliti, di mana lokasinya, tujuan dan sasaran apa yang ingin dicapai.
Dalam menentukan judul penelitian, para peneliti bebas memilih sendiri
judul yang diinginkan. Meskipun demikian, tidak mustahil muncul masalah
yang kadang-kadang agak membingungkan untuk memilih judul penelitian
yang paling tepat. Untuk itu, ada beberapa petunjuk yang perlu
diperhatikan bagi seorang peneliti dalam menentukan judul penelitian,
yaitu sebagai berikut.
- Keterjangkauan
Prinsip pertama yang harus diperhatikan
ialah bahwa judul ataupun objek yang akan diteliti sedapat mungkin
terjangkau oleh kemampuan peneliti. Keterjangkauan ini sangat bergantung
pada beberapa faktor, yaitu tingkat pengetahuan peneliti, waktu dan
biaya yang tersedia, kesulitan memperoleh pembimbing, serta kerja sama
dengan pihak lain. Tingkat pengetahuan yang dimiliki peneliti adalah
seberapa jauh seseorang mempunyai bekal pengetahuan yang diperoleh.
Di samping penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan, para peneliti hendaknya memperhitungkan waktu dan biaya
yang tersedia sebelum menentukan judul penelitian. Semakin lama waktu
yang diperlukan untuk meneliti suatu subjek penelitian, semakin besar
pula biaya yang dipergunakan. Waktu yang diperlukan agar tidak terlalu
lama, dianjurkan peneliti memilih judul penelitian yang tidak terlalu
luas ruang lingkupnya. Ruang lingkup suatu penelitian yang terlalu luas
dapat berakibat terjadinya pemborosan waktu dan biaya.
Ketika melakukan penelitian, peneliti
sering membutuhkan kerja sama dengan pihak lain, terutama dalam hal
pengumpulan data. Para peneliti kadang-kadang mengalami kesulitan dalam
pengumpulan data karena pihak lain yang berwenang tidak memberikan data
dan tidak mau melakukan kerja sama dengan para peneliti. Oleh karena
itu, sebelum menentukan judul penelitian, para peneliti sebaiknya sudah
dapat memperkirakan pihak mana atau instansi-instansi mana saja yang
kelak bisa mereka ajak kerja sama untuk mendapatkan data mengenai objek
atau subjek yang rencananya akan diteliti.
Peneliti sebaiknya melakukan pre survei
untuk mengetahui kondisi subjek atau objek penelitian sebelum penelitian
yang sesungguhnya dilaksanakan. Penggalangan kerja sama dengan pihak
yang berkompeten dalam pengumpulan data akan sangat menentukan
keberhasilan suatu penelitian.
- Ketersediaan Data
Judul penelitian yang akan dipilih
sedapat mungkin tersedia datanya. Para peneliti akan mengalami kesulitan
apabila judul yang dipilih tidak tersedia datanya. Dalam penelitian
sosial, data yang diperlukan biasanya berasal dari dua sumber, yaitu
data lapangan dan data kepustakaan atau instansi.
Data lapangan biasanya juga disebut data
primer, yakni data yang diperoleh langsung dari lapangan, baik berupa
data fisik maupun data yang bersifat sosial ekonomi. Adapun data
kepustakaan berasal dari instansi atau media massa yang biasanya disebut
data sekunder, yakni data yang diperoleh, baik melalui perpustakaan
maupun melalui instansi-instansi yang berwenang. Data ini merupakan data
pendukung dari objek yang akan diteliti.
- Arti Penting dari Judul yang Dipilih
Pemilihan judul harus dilakukan dengan
cermat. Hal ini dimaksudkan agar judul memiliki arti cukup penting untuk
diteliti. Pentingnya judul sangat bergantung pada hal-hal berikut.
- Judul yang dipilih dapat mendukung atau memberikan sumbangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan khususnya bidang sosial selalu berkembang dari waktu ke waktu. Ilmu dalam pengembangannya diperlukan ide-ide atau penemuan-penemuan baru yang dapat dipakai sebagai dasar, hukum, atau teori-teori baru dalam bidang pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, pemilihan judul penelitian sedapat mungkin dapat mendukung atau mengembangkan ilmu-ilmu sosial.
- Ada ketidakpuasan terhadap studi sebelumnya. Objek penelitian bisa saja sama dengan objek sebelumnya, namun judul penelitian baru bersifat mengembangkan penelitian yang dilakukan orang lain sebelumnya. Artinya, karena seseorang tidak puas dengan penelitian orang lain, peneliti berusaha meneliti dengan maksud untuk mengembangkan penelitian sebelumnya.
- Menarik minat untuk diselidiki. Seseorang yang memilih judul penelitian seharusnya disesuaikan dengan minatnya, jangan memilih judul penelitian yang bertentangan dengan minat karena dapat menimbulkan kebosanan dan ketidakpuasan.
2.2. Syarat Pemilihan Judul
Ada beberapa syarat yang diperlukan dalam pemilihan judul penelitian, antara lain sebagai berikut.
- Judul Ditetapkan Setelah Peneliti Mengetahui Permasalahan Pokok Objek yang Akan Diteliti
Setiap objek yang akan diteliti
diperlukan pengungkapan secara garis besar dan visual atas
kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang ada. Misalnya, kita ingin
meneliti “motivasi perpindahan penduduk di desa A dan desa B”. Antara
desa A dan desa B mempunyai lokasi yang saling berdekatan, tetapi
motivasi perpindahannya saling berbeda. Penduduk desa A banyak yang
pindah karena faktor ekonomi, yakni sulit memperoleh mata pencaharian,
sedangkan desa B perpindahan penduduknya disebabkan oleh faktor politik,
misalnya mereka merasa tertekan apabila tinggal di desa tersebut.
Setelah garis besar permasalahan tersebut diketahui, baru kemudian
ditentukan judul penelitian, misalnya “Studi Perbandingan Motivasi
Perpindahan Penduduk Antara Desa A dan Desa B”.
- Judul Penelitian Mencerminkan Keseluruhan Isi Penulisan
Dari judul penelitian, kita dapat
memperkirakan apa kegiatan dan isi penulisan yang dibuat seorang
peneliti. Misalnya dengan judul “Studi Perbandingan Motivasi Perpindahan
Penduduk Antara Desa A dan Desa B”, kita dapat menebak bahwa peneliti
akan lebih menitikberatkan kegiatan penelitiannya pada motivasi
perpindahan penduduk, sedangkan isi penulisan akan mengarah kepada
perbandingan motivasi perpindahan penduduk Antara desa A dan desa B.
- Judul Harus Menggunakan Kalimat Singkat dan Jelas
Setiap judul penelitian harus menggunakan
kalimat singkat dan jelas. Judul yang terlalu panjang atau bertele-tele
dapat membingungkan pembaca.
Peneliti terkadang kurang memperhatikan
hasil sosiolog lain yang berkecimpung dalam bidang yang sama. Hal ini
dapat menimbulkan konflik perihal masalah keaslian temuan yang telah
dilakukan setiap peneliti. Misalnya, Luc Montagilier Pasteur di Paris
dan Gallo dari Institut Kesehatan AS di Bathesda, masing-masing
bersiteguh bahwa mereka yang pertama kali menemukan virus HIV yang
menjadi penyebab penyakit AIDS. (Sumber: Sosiologi jilid 1, 1999)
Contoh Soal (UN SMA IPS, 2005) :
Judul penelitian “Pengaruh Narkoba Terhadap Tingkat Perkembangan Prestasi Belajar”. Variabel penelitian adalah ….
- kriminalitas dan pengaruhnya
- prestasi belajar dan narkoba
- pengaruh narkoba dan perkembangan prestasi belajar
- perilaku menyimpang dan akibatnya
- narkoba dan tingkat perkembangan jiwa anak
Jawaban: c
Judul penelitian “Pengaruh Narkoba Terhadap Tingkat Perkembangan Prestasi Belajar”.
Variabel 1: pengaruh narkoba
Variabel 2: tingkat perkembangan prestasi belajar
Baca Juga:
Materi Sosiologi Kelas XI: Pembentukan Kelompok Sosial
- Masalah Penelitian
Peneliti dari awal harus memikirkan bagaimana menemukan dan merumuskan masalah penelitian.
3.1. Peranan Masalah
Dalam penelitian, masalah sangat berperan
untuk mengarahkan seorang peneliti melakukan kegiatan penelitiannya.
Jika tidak merumuskan masalah, para peneliti dapat mengalami
kebingungan, baik dalam pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam
penulisan. Judul suatu penelitian sebenarnya sudah merupakan suatu
bentuk masalah. Akan tetapi, masalah yang terkandung dalam judul
tersebut masih bersifat global dan masih perlu diperinci lagi. Bagi
peneliti, semua perincian masalah dapat memperjelas apa saja yang perlu
diteliti. Dengan kata lain, semua perincian masalah akan dapat
mengarahkan seorang peneliti untuk sampai pada sasaran yang ingin
dicapai.
Ada beberapa persyaratan yang perlu
diperhatikan dalam memperinci masalah utama (judul penelitian), yaitu
bahwa perincian masalah:
- masih berhubungan erat dengan masalah utama (judul penelitian);
- mendukung tujuan penelitian;
- mengembangkan atau memperluas cara-cara menguji suatu teori;
- memberikan sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian;
- memanfaatkan konsep-konsep teori atau data dan teknik dari disiplin yang bertalian; dan
- menunjukkan variabel-variabel apa saja yang perlu diteliti.
3.2. Sumber Masalah Penelitian
Masalah penelitian yang baik adalah
menarik bagi peneliti sehingga memiliki tanggung jawab untuk
memecahkannya. Untuk mendapatkan masalah penelitian, perhatikan hal-hal
berikut.
- Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal yang aneh atau didorong oleh keinginan untuk meningkatkan hasil kerja dan rasa ingin tahu untuk mengetahui atau menguji suatu teori (pendapat).
- Masalah dapat diperoleh dari membaca buku, jurnal, koran, majalah, atau hasil penelitian orang lain.
- Masalah dapat diperoleh dengan cara diberi oleh orang lain, terutama berhubungan dengan pemegang kekuasaan (otoritas) atau guru.
- Masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan peneliti secara langsung di lapangan.
- Masalah dapat diperoleh dari hasil diskusi dengan teman atau seminar yang diselenggarakan oleh suatu lembaga
Secara garis besar, masalah penelitian terdiri atas tiga jenis atau bentuk, yakni sebagai berikut.
- Masalah untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainnya, penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan suatu peristiwa.
- Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau lebih. Dalam melakukan perbandingan, penelitian selalu memandang dua fenomena atau lebih, ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang ada, maka untuk mengungkapnya dilakukan penelitian yang bersifat komparatif.
- Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena atau lebih (problema korelasi). Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, bagaimana erat atau tidaknya hubungan-hubungan itu.
3.3. Petunjuk Penentuan Masalah Penelitian
- Merumuskan dan Membatasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian harus dirumuskan
dengan jelas dan tegas, tetapi tidak lepas dari judul dan tujuan
penelitian. Seperti dikatakan dalam uraian sebelumnya, judul penelitian
itu sendiri sebenarnya sudah merupakan bentuk masalah yang masih terlalu
umum dan global sehingga masih perlu diperinci lebih lanjut. Masalah
perlu dibatasi agar peneliti dapat membatasi diri pada apa saja yang
perlu dan tidak perlu untuk diteliti. Peneliti harus menegaskan bahwa ia
akan meneliti masalah tertentu dan aspek tertentu yang berhubungan
dengan judul penelitian, dengan membuat pernyataan atau
pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dikaji lebih lanjut.
Sebagai contoh, orang dapat memakai
rancangan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembangunan Industri
terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat”. Judul tersebut sudah tampak masalah umumnya, yakni terjadinya
urbanisasi di Kota Cikarang dan hal tersebut akan menimbulkan berbagai
masalah terhadap Pemerintah Kota Cikarang.
Untuk memperjelas masalah umum tersebut,
masih perlu dibuatkan rumusan dan pembatasan masalah lebih lanjut dengan
membuat pertanyaan-pertanyaan masalah seperti berikut.
- Urbanisasi di Kota Cikarang berasal dari golongan masyarakat mana saja?
- Apakah benar hanya pembangunan industri yang merupakan penyebab utama terjadinya urbanisasi?
- Apa dampak positif dan negatif urbanisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk dan Pemerintah Kota Cikarang?
- Adakah cara yang paling tepat dilakukan guna mencegah terjadinya urbanisasi?
- Tersediakah fasilitas permukiman dalam mengantisipasi terjadinya urbanisasi?
Dengan perumusan dan pembatasan masalah
seperti itu, peneliti akan mudah melakukan kegiatan penelitian khususnya
yang menyangkut pengumpulan data dan metode yang digunakan dalam
pengumpulan data.
- Asumsi (Anggapan Dasar)
Asumsi adalah suatu pernyataan pokok yang
dibuat dalam suatu penelitian dan secara umum dapat diterima
kebenarannya walaupun tanpa pembuktian. Asumsi bukan merupakan teori,
melainkan hanya merupakan pernyataan (statement) yang menyangkut keadaan
atau gejala-gejala umum yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Pernyataan tentang keadaan atau
gejala-gejala umum yang dibuat harus disesuaikan dengan isi atau makna
yang terkandung dalam judul penelitian. Dari judul yang menyangkut
“Pengaruh Pembangunan Industri terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota
Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”, misalnya, orang dapat membuat
asumsi bahwa “urbanisasi penduduk terjadi karena sulitnya memperoleh
mata pencaharian di daerah pedesaan”.
Pernyataan ini menunjukkan secara umum
orang tahu bahwa penyebab urbanisasi adalah karena kesulitan memperoleh
mata pencaharian di pedesaan sehingga penduduk ingin mencari mata
pencaharian yang lebih layak di kota. Contoh lain, dari judul “Pengaruh
Pergaulan Remaja terhadap Keberhasilan Studi “, orang dapat membuat
suatu asumsi bahwa faktor lingkungan dan pergaulan sangat memengaruhi
perilaku dan kepribadian seseorang, yang selanjutnya dapat memengaruhi
keberhasilan hidupnya.
Baca Juga:
Materi Kelas X: Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat Lengkap
- Istilah-Istilah
Istilah-istilah, konsep-konsep, atau
kata-kata yang penting dan mengandung makna tertentu perlu diberi
batasan atau definisi agar tidak menimbulkan salah penafsiran bagi
pembacanya. Istilah-istilah, konsep-konsep, atau kata-kata penting yang
digunakan dalam penelitian atau penulisan dibuatkan batasan atau
definisi dengan cara mengutip melalui ensiklopedia, pendapat para ahli,
atau berdasarkan definisi sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai contoh: urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari pedesaan ke
kota; masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau
saling berinteraksi secara tetap dan memiliki kepentingan yang sama;
enkulturasi yaitu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan
pikiran serta sikapnya dengan adat isiadat, sistem norma, dan
peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian sangat bergantung pada
judul dan masalah penelitian. Tujuan penelitian dapat mengarahkan
peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang ingin dicapai. Dengan
kata lain, tujuan penelitian dimaksudkan sebagai jawaban yang ingin
ditemukan dari suatu penelitian. Perumusan tujuan penelitian harus
sejalan dengan rumusan masalah penelitian. Tujuan suatu penelitian
terdiri atas tujuan utama dan tujuan sekunder.
Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan
judul dan rumusan masalah penelitian. Sebagai contoh, dari judul
“Pengaruh Pembangunan Industri terhadap Peningkatan Urbanisasi di Kota
Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”, kita dapat menentukan tujuan
utama penelitian, sebagai berikut.
- Untuk meneliti dampak pembangunan industri dapat mempengaruhi peningkatan urbanisasi di Kota Cikarang.
- Untuk meneliti dampak positif dan negatif urbanisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk dan pemerintah Kota Cikarang.
- Untuk meneliti penyediaan permukiman dalam mengantisipasi terjadinya urbanisasi penduduk.
- Untuk meneliti cara-cara mengatasi urbanisasi penduduk.
Keterkaitan tujuan dengan rumusan masalah penelitian jika adalah sebagai berikut.
Tujuan : Untuk meneliti dampak jauh pembangunan industri dapat mempengaruhi peningkatan urbanisasi di Kota Cikarang.
Rumusan masalah penelitian : Berapakah persentase peningkatan urbanisasi akibat pembangunan industri di Kota Cikarang?
Seorang peneliti harus memfokuskan
penelitiannya pada tujuan utama. Tujuan sekunder suatu penelitian lebih
bersifat subjektif bagi peneliti, berarti tujuan sekunder sangat
bergantung pada keinginan pribadi seorang peneliti, antara lain:
- ingin menerapkan ilmu sosiologi yang diperoleh selama di SMA;
- ingin memberi sumbang saran kepada pemerintah dalam mengatasi pesatnya urbanisasi penduduk; dan
- sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi.
Dalam pembuatan rancangan penelitian,
kadang-kadang siswa tidak membedakan antara tujuan utama dan tujuan
sekunder. Mereka hanya membuat tujuan penulisan. Cara seperti ini bisa
dilakukan, tetapi harus diatur nomor-nomor tujuannya sesuai urutan
prioritas. Siswa terkadang keliru dalam menempatkan urutan prioritas
tujuan penelitian, yaitu tujuan sekunder ditempatkan pada urutan
pertama, kedua, dan seterusnya, sedangkan tujuan utama ditempatkan pada
urutan ketiga sampai urutan terakhir.
Tujuan utama seharusnya ditempatkan pada
urutan pertama, kedua, dan seterusnya, sedangkan tujuan sekunder
ditempatkan pada urutan setelah tujuan utama sampai urutan terakhir.
Misalnya, judul penelitian “Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap
Besarnya Angka Pengangguran”, tujuan penelitian dapat dibuat urutan
prioritasnya sebagai berikut.
- Untuk meneliti faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan.
- Untuk meneliti pengaruh tingkat pendidikan terhadap angka pengangguran.
- Untuk mencari pemecahan terhadap tingkat partisipasi pendidikan dan cara mengatasi besarnya angka pengangguran.
- Untuk memberi sumbang saran kepada pemerintah dalam mengatasi tingkat partisipasi pendidikan dan pengangguran.
- Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi.
Dari urutan tersebut, tampak bahwa tujuan
utama tercantum pada urutan 1, 2, dan 3, sedangkan tujuan sekunder pada
urutan 4 dan 5. Dengan cara seperti ini, seorang peneliti akan lebih
memfokuskan dirinya dalam melakukan penelitian pada tujuan utama.
Manfaat penelitian dapat bersifat praktis, misalnya mempermudah
pengambilan kebijakan atau keputusan, dan bersifat teoretis, misalnya
memperkaya dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan.
Manfaat penelitian perlu dikemukakan agar
diketahui hasil yang hendak dicapai dari penelitian dan untuk siapa
hasil penelitian tersebut digunakan. Rumusan tentang manfaat penelitian
adalah kelanjutan dari tujuan penelitian.
Berikut ini merupakan bagan dari keterkaitan antara tujuan dan manfaat penelitian.
Tujuan Penelitian : Untuk meneliti pembangunan industri dapat mempengaruhi peningkatan urbanisasi di Kota Cikarang.
Manfaat Penelitian : Dengan diketahuinya
seberapa jauh pembangunan industri memengaruhi peningkatan urbanisasi,
penelitian dapat dijadikan pedoman bagi usaha mengatasi urbanisasi.
- Tinjauan Pustaka
Tinjauan kepustakaan juga dikenal dengan istilah studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai berikut.
- Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga permasalahan dapat dikuasai dengan baik.
- Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang diajukan.
- Mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesis.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam tinjauan kepustakaan adalah sebagai berikut.
- Mempelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
- Mempelajari berbagai metode yang akan digunakan dalam penelitian.
- Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
- Mempelajari analisis deduktif dari permasalahan yang telah diteliti atau dilakukan oleh orang lain sebelumnya.
Seorang peneliti tentunya harus bersikap
selektif dalam mencari sumber-sumber bacaan. Artinya, tidak semua bahan
kepustakaan yang ada perlu ditelaah, tetapi harus mencerminkan
kemutakhiran (sumber yang digunakan harus up to date atau tidak
ketinggalan zaman), dan relevan dengan masalah yang diteliti.
- Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya.
Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau
masalah yang menjadi fokus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang
benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau
masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut. Misalnya, seseorang
meneliti kenakalan remaja. Di dalam benak peneliti akan timbul berbagai
dugaan antara lain sebagai berikut.
- Kenakalan remaja disebabkan oleh kurangnya perhatian orangtua terhadap anak mereka.
- Kenakalan remaja terjadi karena pengaruh film yang bertemakan kekerasan atau pornografi.
- Kenakalan remaja terjadi karena pendidikan agama kurang diperhatikan.
Semua pernyataan tersebut masih merupakan
dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk
membuktikannya, diperlukan data empiris atau data yang dapat diamati
atau diukur.
Ada beberapa petunjuk untuk merumuskan hipotesis antara lain sebagai berikut.
6.1. Hipotesis Harus Mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan Penelitian
Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang
searah atau mendukung judul, masalah, dan tujuan penelitian. Apabila
judul penelitiannya adalah “Pengaruh Pembangunan Industri terhadap
Peningkatan Urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”,
dengan masalah dan tujuan penelitian seperti dinyatakan dalam contoh
tersebut, hipotesis dapat dibuat sebagai berikut.
- Ada hubungan erat antara pembangunan industri dan meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi.
- Penduduk yang melakukan urbanisasi sebagian besar mengalami peningkatan taraf hidup, tetapi di pihak lain menimbulkan permukiman kumuh penduduk di Kota Cikarang.
- Ada keterkaitan antara meningkatnya urbanisasi dan meningkatnya pembangunan perumahan di Kota Cikarang.
6.2. Hipotesis Harus Dapat Diuji Berdasarkan Data Empiris
Untuk menguji hipotesis, orang perlu
mengumpulkan data empiris. Contoh hipotesis dengan memperkirakan adanya
“hubungan erat antara pembangunan industri dan meningkatnya urbanisasi
di Kota Cikarang”. Hipotesis itu harus diuji dengan data empiris. Data
yang perlu dikumpulkan untuk menguji hipotesis tersebut antara lain:
- jumlah industri dan tenaga kerja yang diserap dari tahun ke tahun;
- jumlah penduduk urban di Kota Cikarang dari tahun ke tahun; dan
- pertumbuhan dan kepadatan penduduk Kota Cikarang dari tahun ke tahun.
6.3. Hipotesis Harus Bersifat Spesifik
Hipotesis agar bersifat spesifik,
konsep-konsep yang digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat
diolah secara spesifik atau dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori
tertentu. Tiga contoh hipotesis pada nomor 1 tersebut sudah mengarah
pada hipotesis yang bersifat spesifik. Dalam statistik dikenal dua
hipotesis, yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha/H1).
Hipotesis nol (H) adalah hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan atau
tidak adanya perbedaan atau tidak ada pengaruh antara dua variabel yang
dipersoalkan.
ContoHnya:
- terdapat kesamaan tingkat prestasi yang dicapai antara siswa dan siswi dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA X;
- tidak ada perbedaan pendapatan penduduk sebelum dan setelah melakukan urbanisasi di Kota Cikarang;
- tidak ada pengaruh antara pembangunan industri dan meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang.
Kebalikan dari hipotesis nol (H0) adalah hipotesis alternatif (H1). Hipotesis alternatif (H1)
adalah suatu hipotesis yang menyatakan ketidaksamaan, perbedaan, atau
adanya pengaruh antara dua variabel yang dipersoalkan. Contohnya:
- tidak ada kesamaan tingkat prestasi yang dicapai antara siswa dan siswi dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA X;
- terdapat perbedaan pendapatan penduduk sebelum dan setelah melakukan urbanisasi di Kota Cikarang;
- ada pengaruh pembangunan industri terhadap meningkatnya urbanisasi di Kota Cikarang.
Hipotesis tersebut dapat diuji dengan
metode statistik, seperti uji t, chi kuadrat, analisis korelasi, dan
sebagainya. Berdasarkan hasil dari tes tersebut dapat ditemukan apakah
hipotesis diterima atau ditolak.
Jika dalam pengetesan hipotesis “terdapat
kesamaan tingkat prestasi yang dicapai antara siswa dan siswi dalam
mata pelajaran Geografi di SMA X” dianggap benar, orang dapat menyatakan
bahwa hipotesis nol (H0) dapat diterima, sedangkan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Demikian pula apabila hipotesis alternatif (H1) diterima, hipotesis nol (H0) ditolak. Selanjutnya, cara pengetesan kedua hipotesis tersebut dapat diperdalam pada pelajaran statistik.
Selain beberapa ketentuan tersebut, terdapat persyaratan lain dalam merumuskan hipotesis, yaitu:
- hipotesis disusun dalam kalimat berita dan bukan kalimat tanya;
- hipotesis harus jelas dan tidak bermakna ganda; dan
- dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujiannya.
- Populasi dan Sampel
Menetapkan populasi dan sampel merupakan
kegiatan dalam memilih subjek penelitan. Subjek penelitian dapat berupa
benda, hal, atau tempat data untuk penelitian yang dipermasalahkan. Di
dalam sebuah penelitian, subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat
netral karena pada subjek penelitian data variabel yang akan diambil
peneliti dan pada subjek penelitian dikenal populasi dan sampel.
7.1. Populasi
Jika seorang peneliti ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, penelitian dilaksanakan
melalui populasi. Dilihat dari jumlahnya, populasi dapat dibedakan atas
populasi terhingga, yaitu jumlahnya dapat ditentukan, dan populasi tak
terhingga yang jumlahnya sulit untuk ditentukan. Untuk mengatasi
kesulitan kedua populasi tersebut, dengan tidak mengurangi karakteristik
umum populasi, peneliti melakukan pengambilan sampel
.
7.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang dipilih untuk diteliti. Terdapat beberapa keuntungan jika
orang menggunakan sampel, yaitu sebagai berikut.
- Subjek sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, kerepotannya tentu berkurang.
- Jika jumlah populasi terlalu besar, dikhawatirkan ada yang terlewati.
- Penelitian sampel akan lebih efisien dalam arti biaya, waktu, dan tenaga.
- ada kemungkinan terjadi bias apabila seluruh populasi diteliti, karena kelelahan peneliti (petugas) sehingga kurang teliti.
- Tidak mungkin untuk meneliti populasi yang jumlahnya banyak dan wilayahnya luas.
Teknik pengambilan sampel merupakan
teknik sampling. Pengambilan sampel harus dilakukan agar sampel dapat
menggambarkan populasi yang sebenarnya atau representatif.
Pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat berikut.
- Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi.
- Dapat menentukan ketepatan (presisi) dari hasil penelitian.
- Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
- Dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan biaya serendah-rendahnya.
Beberapa cara pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut.
- Sampel Random (Sampel Acak, Sampel Campur)
Dalam pelaksanaannya, pengambilan sampel random dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Pengambilan Sampel dengan Cara Undian
Cara ini dapat dilakukan dengan jalan
memasukkan kertas yang telah diberi tanda atau nama-nama populasi,
ditentukan jumlah sampel yang akan diambil, kemudian dikocok dan yang
keluar terlebih dahulu maka itulah sampel. Hal ini seperti awal
pembukaan arisan.
2) Pengambilan Sampel dengan Cara Interval
Pengambilan sampel dengan cara ini
berdasarkan sejumlah angka dari nama-nama populasi, tentukan banyaknya
sampel yang akan diambil, kemudian buat rentang angka dari populasi
tersebut.
Referensi :
Waluya, B. 2009. Sosiologi 3 : Menyelami
Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas /
Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta. p. 146.
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/05/metode-penelitian-sosial-contoh-pengertian.html
0 Response to "Materi Sosiologi : Metode Penelitian Sosial "
Post a Comment