Daftar Nama Prasasti Hindu di Indonesia ( Artikel Lengkap )
Wednesday, 3 October 2018
Add Comment
Kampungilmu.web.id - Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa
lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk
binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan
berbahasa Sansekerta. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi,
menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno
Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman
sejarah, dimana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Berikut ini
beberapa prasati bercorak Hindu yang ada di Indonesia
Parasati Kutai (Kalimantan Timur)
Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa Pra-Nagari dan dalam bahasa Sanskerta, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 400 Masehi. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.
Isinya menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia. Nama Kutai umumnya digunakan sebagai nama kerajaan ini meskipun tidak disebutkan dalam prasasti, sebab prasasti ditemukan di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.
Parasati Kutai (Kalimantan Timur)
Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa Pra-Nagari dan dalam bahasa Sanskerta, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 400 Masehi. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.
Isinya menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia. Nama Kutai umumnya digunakan sebagai nama kerajaan ini meskipun tidak disebutkan dalam prasasti, sebab prasasti ditemukan di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.
Baca Juga:
Letak Geografis Denmark Lengkap
Prasati Ciaruteun (Bogor-Jawa Barat)
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai
Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor. Prasasti tersebut
merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara. Tempat ditemukannya
prasasti ini merupakan bukit (bahasa Sunda: pasir) yang diapit oleh tiga
sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat ini
masih dilaporkan sebagai Pasir Muara, yang termasuk dalam tanah swasta
Ciampéa (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang). Menurut
Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara parwa 2, sarga 3, halaman 161
disebutkan bahwa Tarumanagara mempunya rajamandala (bawahan) yang
dinamai "Pasir Muhara".
Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta dengan metrum Anustubh yang teridiri dari tiga baris dan pada bagian bawah tulisan terdapat pahatan gambar umbi dan sulur-suluran (pilin), sepasang telapak kaki dan laba-laba. Teks: vikkrantasyavanipat eh srimatah purnnavarmmanah tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam. Terjemahan: “inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki dewa Visnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawamman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Prasasti Canggal (Magelang-Jateng)
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya) adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Prasasti yang ditulis pada stela batu ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.Prasasti dipandang sebagai pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno.
Prasasti Dinoyo(Malang-Jawa Timur)
Prasasti ini ditemukan di Desa Dinoyo (Kota Malang bagian barat laut), berangka tahun 760 Masehi, bertuliskan huruf Kawi dan berbahasa Sansekerta. Prasasti ini menceritakan, bahwa dalam abad ke-8 itu ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (Desa Kejuron sekarang) dengan raja bernama Dewasimha. Ia berputera Limwa, yang setelah menggantikan ayahnya menjadi raja bernama Gajayana. Ia mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Arcanya sendiri yang melukiskan Agastya ini, yang dahulunya dibuat dari kayu cendana, ia ganti dengan arca batu hitam.
Beberapa prasasti bercorak Hindu yang ada di Indonesia, antara lain :
1. Tugu Cilincing, Jakut Abad ke-5 M Tarumanegara
2. Jambu Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3. Kebon Kopi Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
4. Cidanghiang Pandeglang Abad ke-5 M Tarumanegara
5. Pasir Awi Leuwiliang, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
6. Muara Cianten Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
7. Canggal Magelang, Jateng Abad ke-7 M Mataram Lama
8. Kalasan Yogyakarta 732 M Mataram Lama
9. Kedu Temanggung, Jateng 778 M Mataram Lama
10. Sanur Bali Abad ke-9 M Bali
Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta dengan metrum Anustubh yang teridiri dari tiga baris dan pada bagian bawah tulisan terdapat pahatan gambar umbi dan sulur-suluran (pilin), sepasang telapak kaki dan laba-laba. Teks: vikkrantasyavanipat eh srimatah purnnavarmmanah tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam. Terjemahan: “inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki dewa Visnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawamman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Prasasti Canggal (Magelang-Jateng)
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya) adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Prasasti yang ditulis pada stela batu ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.Prasasti dipandang sebagai pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno.
Prasasti Dinoyo(Malang-Jawa Timur)
Prasasti ini ditemukan di Desa Dinoyo (Kota Malang bagian barat laut), berangka tahun 760 Masehi, bertuliskan huruf Kawi dan berbahasa Sansekerta. Prasasti ini menceritakan, bahwa dalam abad ke-8 itu ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (Desa Kejuron sekarang) dengan raja bernama Dewasimha. Ia berputera Limwa, yang setelah menggantikan ayahnya menjadi raja bernama Gajayana. Ia mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Arcanya sendiri yang melukiskan Agastya ini, yang dahulunya dibuat dari kayu cendana, ia ganti dengan arca batu hitam.
Beberapa prasasti bercorak Hindu yang ada di Indonesia, antara lain :
1. Tugu Cilincing, Jakut Abad ke-5 M Tarumanegara
2. Jambu Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3. Kebon Kopi Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
4. Cidanghiang Pandeglang Abad ke-5 M Tarumanegara
5. Pasir Awi Leuwiliang, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
6. Muara Cianten Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
7. Canggal Magelang, Jateng Abad ke-7 M Mataram Lama
8. Kalasan Yogyakarta 732 M Mataram Lama
9. Kedu Temanggung, Jateng 778 M Mataram Lama
10. Sanur Bali Abad ke-9 M Bali
0 Response to "Daftar Nama Prasasti Hindu di Indonesia ( Artikel Lengkap )"
Post a Comment