Kingdom Archaeobacteria : cirri-ciri, klasifikasi dan peranannya dalam kehidupan Lengkap
Friday, 28 September 2018
Add Comment
Kampungilmu.web.id - Ketika anda
berwisata di pemandian air panas alami, pernakah anda berpikir dan bertanya :
mungkinkah di air panas ini ada kehidupan ? Apa jawaban anda ? Bisa jadi
mungkin ada kehidupan di lingkungan air panas alami.
Hal ini bisa
dimungkinkan, mengingat ada beberapa organism tertentu yang mampu hidup di
lingkungan yang sangat eksteim seperti air bersuhu tinggi, lingkungan berkadar
garam tinggi dan lingkungan ekstrim lainnya.
Organisme-organisme
semacam ini dikelompokkan ke dalam kingdom tersendiri dan diberi nama kingdom archaeobacteria.
Lalu, apa cirri-ciri
kingdom archaeobacteria yang
membedakannya dengan kingdom-kingdom lainnya ?
Ciri-ciri kingdom archaeobacteria, antara lain
:
Bersel tunggal
/ monoseluler
Tipe sel prokariotik
Dinding selnya tidak mengandung Peptidoglikan ,
Membrane plasmanya mengandung lipid dengan ikatan eter.
Ribosommnya menyerupai ribosom sel eukariotik yaitu mengandung
beberapa jenis RNA polymerase
Habitat di lingkungan ekstrim seperti : sumber air panas,
laut berkadar garam tinggi, di dalam tubuh organism lain.
Berkembangbiak dengan cara pembelahan biner, fragmentasi,
pembentukan tunas
Baca Juga :
Gerak pada Tumbuhan ( Artikel Lengkap )
Klasifikasi
kingdom Archaeobacteria
Dalam taksonomi,
kingdom Archaeobacteria diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok berdasarkan
lingkungan ekstrim yang menjadi habitatnya dan cara metabolismenya.
Ketiga
kelompok itu, adalah :
Pertama, kelompok Methanogen
Kelompok ini
adalah archaeobacteria yang mampu hidup di lingkungan dengan kadar oksigen
minimum ( di lumpur ), bersimbiosis dengan kelompok hewan herbivore di dalam
saluran pencernaan ( rumen ), di saluran pencernaan rayap yang berperan sebagai
agen fermentasi selulosa. Mampu tumbuh dengan baik pada suhu 98 derajad Celcius
tetapi mati jika berada di suhu -84 derajat Celcius.
Memperoleh makanan
dengan cara “membusukkan” bahan organic dengan
cara mereduksi karbondioksida ( CO2 ) menghasilkan bahan sisa berupa metana (
CH4 ).
Bersifat anaerobic
mesofilik dan kemosintetik.
Contoh anggota
kelompok Methanogen antara lain : Ruminococcus
albus ( menghidrolisis glukosa ), Methanobacterium
( menghasilkan sisa metabolism berupa gas metana / CH4 ), Methanocaldococcus, Methanosarcina.
Kedua, kelompok Thermoasidofil ( Termofil
Ekstrim ).
Kelompok ini
hidup di lingkungan ekstrem bersuhu tinggi dan bersifat asam. Tumbuh optimal
pada suhu antara 60 derajat Celcius
hingga – 80 derajat Celcius dengan pH 2-4. Dapat ditemukan hidup di kawah
vulkanik, lubang vulkanik, dan mata air yang mengandung sulfur. Hidup dengan
cara mengoksidasi sulfur.
Contoh anggota
Thermoasidofil adalah Sulfolobus. Thermus thermophilus, Thermoanaerobacter
ethanolicus, dan Bacillus thermoproteolyticus. Arkrea
hipertemofilik merupakan yang arkea yang paling tahan panas karena dapat hidup
pada suhu lebih dari 65 °C, contohnya adalah Thermococcus celler
dan Pyrolobus fumarii.
Ketiga, kelompok Halofil ( Halofil ekstrem
)
Kelompok ini
hidup pada lingkungan berkadar garam tinggi. Mengandung / memiliki semacam “klorofil”
berupa bakteriorodopsin.yang memberikan warna ungu dan diduga mampu melakukan
sintesis / fotosintesis. Respirasi dilakukan secara aerobic.
Contoh anggota
Halofil adalah : Halobacterium salinarum.
Peranan
anggota kingdom Archaeobacteria dalam kehidupan.
Bagaimana
dengan peranan archaeobacteria dalam kehidupan di bumi ?
Karena jumlah
anggotanya sedikit, hingga saat itu belum dikenal secara luas mengenai peranan archaeobacteria baik kegunaan
/ manfaat maupun kerugian yang ditimbulkannya. Salah satu manfaatnya adalah
bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi gas metana ( CH4 ).
Pertanyaan :
Apa yang membedakan Archaeobacteria dengan Eubacteria ?
Apakah Anda mengetahui apa saja perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria? Jika membahas mengenai bakteri, hampir semua bakteri ukurannya dapat dilihat melalui mikroskop. Sebagian besar bakteri memang memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Namun dengan adanya Archaebacteria dan Eubacteria ini Anda akan lebih mudah membagi kelompok bakteri. Keduanya merupakan bakteri yang sama-sama dapat dilihat melalui mikroskop. Ahli mikrobiologi telah membagi bakteri yang ada menjadi 2 kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Keduanya memiliki perbedaan yang dapat membuatnya tampak berbeda.
Archaebacteria merupakan bakteri yang dianggap sebagai nenek moyang
bakteri yang ada saat ini. Sedangkan Eubacteria sendiri merupakan
bakteri yang bersifat prokaroit. Jika Anda melihat perbedaan dari
Archaebacteria dan Eubacteria tersebut, Anda akan lebih mudah membagi
kelompok bakteri yang sedang Anda amati. Walaupun merupakan suatu hal
yang memiliki ukuran sangat kecil, bakteri tetap dapat dilihat dengan
jelas menggunakan mikroskop. Bakteri juga dapat dibagi menjadi 2 jenis
yaitu Archaebacteria dan Eubacteria, untuk membaginya lihatlah perbedaan
dari kedua kelompok bakteri Archaebacteria dan Eubacteria.
Apakah Anda mengetahui apa saja perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria? Jika membahas mengenai bakteri, hampir semua bakteri ukurannya dapat dilihat melalui mikroskop. Sebagian besar bakteri memang memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Namun dengan adanya Archaebacteria dan Eubacteria ini Anda akan lebih mudah membagi kelompok bakteri. Keduanya merupakan bakteri yang sama-sama dapat dilihat melalui mikroskop. Ahli mikrobiologi telah membagi bakteri yang ada menjadi 2 kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Keduanya memiliki perbedaan yang dapat membuatnya tampak berbeda.

Bagi Anda yang penasaran apa saja perbedaan dari kedua bakteri
Archaebacteria dan Eubacteria ini, Anda dapat menyimak ulasan berikut
ini. Berikut adalah beberapa perbedaan dari Archaebacteria dan
Eubacteria yang dapat Anda ketahui:
1. Dinding sel
Jika dilihat dari dinding sel, Archaebacteria tidak mengandung atau
tersusun dari peptidoglikan sedangkan Eubacteria mengandung atau
tersusun dari peptidoglikan. Jadi bagi Anda yang ingin menentukan apakah
itu bakteri Archaebacteria atau Eubacteria, lihat susunan dinding
selnya terlebih dahulu.
2. Lipid membran
Dilihat dari lipid membrannya, hidrokarbon yang ada pada Eubacteria
tidak bercabang. Sedangkan hidrokarbon yang ada pada Archaebacteria
sebagian bercabang. Selain dinding sel, Anda juga dapat melihat jenis
kelompok bakteri yang mana dari lipid membran.
3. RNA polimerase
Archaebacteria terdiri dari beberapa jenis sedangkan Eubacteria hanya
terdiri dari satu jenis saja. Jadi sudah dapat dipastikan bahwa bakteri
yang memiliki RNA polimerase satu jenis adalah ee dan yang lebih dari
satu adalah Archaebacteria.
4. Intron
Intron merupakan bagian dari gen yang tidak untuk pengkodean. Untuk
Eubacteria sendiri tidak memiliki intron sedangkan Archaebacteria
memiliki intron pada beberapa gen.
5. Respons
Bakteri juga memiliki respons terhadap antibiotik streptomisin dan juga
kloramfenikol. Untuk bakteri yang pertumbuhannya tidak terhambat maka
bakteri tersebut merupakan Archaebacteria. Sedangkan bakteri yang
memiliki pertumbuhan terhambat maka itu merupakan bakteri Eubacteria.
Archaebacteria sendiri adalah kelompok bakteri yang mampu menghasilkan
gas metan, mikroskopik dan lain sebagainya. Secara biokimia,
Archaebacteria memiliki perbedaan dengan Eubacteria yang sangat
menonjol. Perbedaan tersebut telah dibagikan sebelumnya, pastikan untuk
membacanya dengan seksama. Jika Anda merasa bingung dalam menentukan
kelompok bakteri maka sesuaikan dengan ulasan mengenai perbedaan
Archaebacteria dan Eubacteria tersebut.

0 Response to "Kingdom Archaeobacteria : cirri-ciri, klasifikasi dan peranannya dalam kehidupan Lengkap"
Post a Comment